Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

kalo jadi pedagang, yang bener dong....

Saya itu anak pedagang....dari kecil sudah melihat dan terlibat dalam keseharian orang tua yang berdagang. Sejak kuliah pun sudah jadi pengedar....pengedar beragam dagangan..baju kemeja, parfume dan sepatu...itu antara lain barang dagangan yang saya edarkan seingat saya dan saya sangat suka berdagang, dari dagang jadi sumber pencarian ketika belum ada pekerjaan tetap, sampai sekarangpun berdagang...dagang seperti yang tidak bisa dipisahkan. "jujur" adalah kata yang selalu diingatkan dan dicontohkan ayah dan itu yang dijalaninya selama puluhan tahun menjalankan usaha warung martabak india dan toko kelontongan di rumah kami. Katanya kalo jadi pedagang itu , harus jadi pedagang yang bener.....Ada banyak pelajaran bermuamalat yang secara tidak langsung diajarkan pada kami yang sejak kecil suka ngerecokin di warung ayah dan itu seperti tertanam ketika sekarang kami berdagang.... pertama, bahwa dagang itu harus jujur, tidak boleh dagang kualitas barang jelek t

Lebih Baik Gelas Kosong daripada Gelas yang Terisi Penuh

Pada kenyataannya yang sebenarnya ketika kita merasa haus kita pasti memilih gelas yang terisi penuh daripada gelas yang kosong, tetapi dalam menjalani kehidupan dan pergaulan ada baiknya kita menempatkan diri kita menjadi gelas kosong. Sering ketika kita bertemu dengan orang baru atau ada seseorang yang hadir dalam lingkungan kita, kita atau teman lain berpikir “nih orang sok tau banget”....ups jangan sampe kita yang dapet julukan “si sok tau”. “si sok tau” itu adalah “si gelas penuh”, gelas penuh yang jika dituang lagi pasti isinya beluber kemana-mana. Biasanya si sok tau itu memposisikan dirinya menjadi orang yang paling tahu segala hal dan tidak mau menerima hal lain atau pendapat lain selain yang sudah ada dipikirannya, merasa paling benar itu yang ada dipikirannya, tidak peduli hal lainnya, padahal jika kita masuk di lingkungan baru, kita lah yang harus menyesuaikan diri, bukan orang banyak yang harus menyesuaikan diri mereka dengan kita, seperti peribahasa ma