Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Always Love Palembang

Always Love Palembang Bagi saya yang kelahiran Palembang dan sekarang di perantauan, Palembang adalah kota yang selalu ngangenin, terurama karena makanan nya. Pokok nya always love Palembang. Hmm...kalau disebut Kota Palembang selalu yang diingat adalah pempek, makanan khas dari Palembang, dan semua daerah Sumatera bagian Selatan. Pempek adalah makanan dari olahan ikan giling dan tepung tapiok a kemudian direbus lalu dimakan dengan siraman atau cocolan "cuko", campuran air gula merah dan asam jawa atau cuka yang ditambahkan cabe rawit dan bawang putih yang dihaluskan. Umumnya pempek digoreng sebelum dimakan tapi ada yang lebih suka memakan pempek rebus. Dan kadang menurut orang yang bukan orang Palembang, pempek rebus itu masih mentah dan belum siap dimakan. Ada banyak macam pempek, diantaranya pempek adaan, kelesan kerupuk, lenjer, pistel kates, telur kecil dan pempek belah atau pempek panggang. Nah ada juga pempek isi telur dengan ukuran besar

Surat Untuk Ibu

Ibu, Dulu aku tidak pernah tahu kenapa ibu sering marah karena kami tidak membantu pekerjaan rumah. Dulu aku pun tidak pernah tahu kenapa ibu sering meninggalkan kami di Rumah untuk bekerja. Dulu aku tidak mengerti mengapa Ibu kurang berselera makan dan kuat bergadang sambil mengompres dan menunggui kami yang sedang demam. Dulu aku juga tidak mengerti jika ibu khawatir karena kami tinggalkan dan tak menyentuh sepiring nasi goreng dan segelas susu hangat yan g disiapkan untuk sarapan kami. Dulu aku tidak paham kenapa ibu begitu sedih kalau ada diantara kami anak-anak yang membantah perintah dan perkataan ibu. Dulu aku juga tidak paham ketika ibu bergegas menyisihkan makanan jika ada salah satu diantara kami anak-anak Ibu yang belum pulang ke rumah. Ibu, seiring berjalannya waktu kini aku telah menjadi ibu dari dua orang anak yang mulai remaja, sekarang aku mengerti semuanya ibu. Andai ibu tidak pernah paksa kami membantu pekerjaan rumah,mungkin sekarang aku

Senjata si tukang mabuk

Sejak kecil saya satu- satunya dalam keluarga memiliki masalah tidak bisa naik kendaraan, selalu mengalami mabuk kendaraan. Aduh...hanya yang pernah mengalami yang tahu rasanya. Jadinya sejak kecil saya yang paling jarang diajak bepergian.Mungkin karena orang tua kasihan melihat saya yang kalau pulang bepergian langsung lemas tak berdaya. Saya sendiri tidak mengerti kena pa mabuk kendaraan menghinggapi saya sehingga saya mendapat julukan 'tukang mabuk'. Saya dan anggota keluarga lain pun menyerah dengan keadaan mabuk perjalanan karena berbagai cara yang diajarkan orang-orang sekitar bagaimana mengatasinya sudah dicoba. Dari udelnya ditempel plester atau ditempel koyo, minum obat anti mabuk dan minum minuman bersoda serta mengunyah berbagai permen jahe dan mint dan usap-usap balsem, minyak angin atau minyak kayu putih juga sudah dijajal. Semua usaha menahan mabuk dirasa sia-sia, berbagai posisi duduk dalam perjalanan juga sudah dicoba, katanya suruh tiduran

Asaku

Ketika lelah menggelayut mengarungi samudera tak bertepi. Lelah hati, lelah raga ku rasa Untuk terus kayuh biduk nan suci. Sesaat ingin menepi Menepi dalam ratapan sepi dan rajutan sunyi Berharap dan berdoa tuk jaga asa Asa yang telah kubisikan pada riak ombakmu. Akankah asa untuk bersama terus ada. Asa yang seharusnya dijaga. Asaku...kuharap juga asamu. Asa yang membuat biduk ini bertahan Karena asaku adalah cintamu. Semoga Tuhan mampukan menjaganya. Jambi, 25 Desember 2018 Hikmah050878 #MakMoodMenulis #Tuesdaypoem

Keterbatasan Fisik Tak Halangi Untung untuk Mengabdi

https://kemenag.go.id/berita/read/509538/keterbatasan-fisik-tak-halangi-untung-untuk-mengabdi- Bandung (Kemenag) -- Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi Untung untuk mengajar, berbagi ilmu pengetahuan dengan anak didiknya. Atas dedikasinya,  Untung mendapat penghargaan sebagai salah satu guru inspiratif dari Kementerian Agama. Untung juga berkesempatan hadir dalam Talkshow Guru Inspiratif yang dipandu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Bandung, Sabtu (08/12). Ditemui sebelum Talkshow, Untung sempat berkisah tentang awal pengabdiannya di MI miftahul Ulum Sumenep. Dia mengaku awalnya sempat malu dan ragu dengan kemampuannya. Apalagi, keberadaannya dengan keterbatasan fisik juga sempat menjadi tertawaan siswa dan mengalami penolakan. "Alhamdulillah, hanya di tahun-tahun awal ini dirasakan," ucap Untung. Untung yang mulai mendedikasi dirinya untuk dunia pendidikan sejak tahun 1993 sebagai guru honorer  mengaku bahagia dengan pekerjaannya.