Langsung ke konten utama

Berjilbab lah dengan hati



Awal perkenalan saya dengan yang namanya penutup kepala sejak saya masuk Madrasah Ibtidaiyah di tahun 1984, saat itu mungkin fungsinya hanya sekedar pembeda antara siswa madrasah dan sekolah umum. Siswa madrasah yang identik dengan pakaian putih hijau dilengkapi penutup kepala untuk anak perempuan dan peci untuk anak laki-laki. Kenapa saya sebut penutup kepala karena memang cuma menutupi bagian kepala atas saja.bentuknya segitiga dan diikatkan di bawah rambut, begitu seragam dari sekolahan. Lalu di tangan ibuku, si penutup kepala berubah menjadi penutup rambut dengan kain segitiga yang dibuatkan lebih lebar, diikatkan di bawah rambut dan selanjutnya rambut dibungkus dengan sisa kain yang menjuntai sehingga rambut tidak terlihat lagi, seragam sekolah tetap sama cuma lengan baju berbeda dari anak2 lain, saya memakai baju lengan panjang oleh ibu, lewat tangan tukang jahit dibuat bentuk jilbab yang langsung bisa dipakai, tanpa harus berlama2 memakainya dan tanpa harus menyematkan peniti plus dipakein renda dipinggiran jilbabnya. Mulai sejak itu melekat panggilan ninja atau bu haji...hehe, fine gak apa-apa asal kau bahagia.

Dulu di tahun 90 an jilbab itu semacam hal aneh.orang tidak punya referensi berjilbab. kalaupun ingin menutup kepala, hanya dengan topi dan selendang seperti ibu pengajian dan biasanya hanya ibu2 dan nenek2 yang pake selendang. Selepas Madrasah Ibtidaiyah, saya lanjut ke Madrasah Tsanawiya, ya wajib berjilbab tapi seragam di sekolah tetap rok pendek dan kaos kaki panjang.Mungkin sekolah juga bingung referensi seragam muslim itu seperti apa. Anak laki laki juga memakai celana pendek seperti anak sekolah umum. Karena di pasar tidak ada yang jual seragam panjang, jadi harus pergi ke tukang jahit minta dibuatkan seragam panjang dengan warna abu-abu karena warna seragam madrasah kami abu-abu. Mulai pergi ke sekolah dengan tampilan seragam agak beda dari temen lainnya, cukup nyaman dan tidak merasa terganggu bergerak dan tidak juga merasa kegerahan seperti yang selalu jadi pertanyaan orang2. "kamu jilbab an gitu gak gerah? gak kepanasan? gak pusing apa kepala ditutupin terus gitu? gak susah jalannya dengan rok panjang?"

Saya cukup jawab pendek saja...tidak..dan lambat laun sekolahpun mereferensikan seragam panjang buat siswa dan siswinya...Alhamdulillah, setamat Madrasah Tsanawiyah melanjutkan ke SMA sempet galau sesaat karena sangat ingin. menggunakan seragam baru SMAseperti euporia jadi anak SMA ceritanya dan sempet terselip minder kalo beda dari yang lain.dipakailah seragam baru tanpa jilbab...Astaghfirullah....kok malah. merasa aneh sendiri dengan tampilan ini, berasa kebuka kayak gak pake baju...upss. sepertinya harus kembali ke tukang jahit untuk membuatkan seragam panjang baru dan jilbab baru untuk semester dua. Semester selanjutnya bahagia dengan seragam dan tampilan baruku bagi teman2 di sekolah, dan bagiku adalah tampilan lama. Dengan jilbab berwarna putih, berteman dengan yang mau berteman.tidak membatasi dan memilih pertemanan. buat yang merasa nyaman berteman.welcome aja. Dan saya pun selalu merasa nyaman dengan pakaian ini. Mungkin juga ada yang memandang aneh pada penampilan ini. Terlihat berbeda diantara yang lain.Mungkin juga ada yang males berteman, ya maklum aja karena terlihat kurang gaul dan jauh dari kata modis atau fashionable. Ya sudah lah....yang penting bisa belajar dan tidak ada larangan dari pihak sekolah.Barokaallah...masih bisa bergaul walaupun mungkin temannya tak sebanyak yang lain.banyak teman2 baik yang tetap ingin berteman. Lanjut di bangku perkuliahanpun demikian. Kuliah di kota Metropolitan adalah suatu hal yang cukup mengkhawatirkan orang tua, apalagi bagi orang dari daerah. Bersyukur tidak lagi minder dengan pakaian jilbab yang masih lumayan langka waktu itu, tetap memakainya.

Berharap pakaian ini menjaga diri dari hal buruk apapun,termasuk pergaulan yang mungkin saja berpengaruh buruk. Alhamdulillah kembali di kelilingi dan dijaga orang2 baik di lingkungan yang baik. Masa perkuliahan usai, tiba masa sibuk mencari pekerjaan. Kirim lamaran ke mana2.rajin banget nyari lowongan di koran. sesekali dateng untuk interview. Qodratullah belum ada yang diterima. Hari itu ada panggilan interview dari satu bank yang besar. sebelum interview ditimbang berat badan dan diukur tinggi badannya...cukup ideal kala itu....hehe..masih pra emak-emak, sewaktu interview cuma satu pertanyaan yg disampaikan, mba memenuhi semua persyaratan kami, dan sudah bisa mulai bekerja secepatnya tapi jilbabnya jangan dipakai ya...mba gak keberatan kan ....ternyata sebelumnya tidak ada ujian yang berarti untuk menghalangiku memakai jilbab sampai akhirnya dapat ujian itu.Alhamdulillah..tidak ada keraguan dan penyesalan ketika harus menjawab pertanyaan bagian HRD, maaf saya keberatan, bukan rezeki saya di sini. Cukup memaklumi karena saat itu masih sangat jarangnya jilbab.

Memakai jilbab adalah caraku memupuk rasa keagamaan di hati, menjaga diri dari apapun yang buruk, menyamankan dan membiasakan diri dengan pakaian yang membuatku cukup terjaga bukan karena adanya perasaan lebih keislamanku dan lebih keimananku dari yang lain.

sekarang jilbab bukan hal bukan hal aneh yang terlihat asing lagi. Hampir semua wanita yang beragama Islam mulai familiar dengan jilbab.dari yang kecil sampai yang dewasa, dari yang muda sampai yang tua memakai jilbab atau minimal pernah memakainya. Senang melihatnya tetapi maaf....maaf kan....berjilbablah dengan semestinya. Bukan dengan istilah sebelum istiqomah memakai jilbab, baiknya jilbabin dulu hatinya.bukan demikian tapi tolong berjilbablah dengan hati.

Jilbab bukan budaya, tapi perintah Dia sang Maha, yang pastinya ada aturan jelasnya. Secara nalar ketika seorang pimpinan menerapkan suatu aturan pasti ada batasan boleh dan tidaknya.begitupun kalau Allah yang perintahkan. Dengan cara itu juga Allah muliakan kaum wanita.

Tidak masalah jilbabnya belum bisa syarii tapi pake jilbabnya jangan yang transfaran, atau jangan jadi jilboob dan pilih motifnya yang cantik atuh jangan motif serem dan aneh bin ajaib kok jilbabnya motif tengkorak, jilbab gambar sexy yang roknya keangkat ke atas, jilbab yang gambar bibir manyun merah merona atau pernah liat juga gambar manusia tanpa busana..pakaian adalah cerminan pribadimu. Kadang saya jadi bingung sendiri, kok mau ya pake yang begitu, motif begitu dijadiin hordeng juga kita pastinya mikir dulu, kok mau dibadohi produsen yang terlalu kreatif. Berjilbab itu adalah perintah Allah yang bisa kita baca dalam Alquran, QS 33 :Al Ahzab:59 dan QS 24 :An Nur:31, barangsiapa yang bersungguh menjalankan perintahNya maka pasti pahala.

Jilbab bukan sekedar budaya, asal tutupin kepala selesai.berjilbab lah dengan hati dimana harus juga jaga akhlak dan perilaku. Sangat apresiasi ketika remaja berjilbab, tetapi tolong juga jaga perilaku. Sedih melihat penonton remaja alay acara televisi dengan jilbab tapi bebas suka ria cipika cipiki aktor2 dan artis favoritnya.

Jilbab bukan sekedar budaya yang hari ini kamu upload foto dengan jilbab cantikmu, besok kamu upload foto rambut curly tergerai.Alangkah lebih baik kamu tanggalkan jilbabmu.

Jilbab bukan sekedar budaya yang hadir karena trend fashion.waktunya trend syarii smua ikut syarii tapi selanjunya trend terbuka semua ikut terbuka atau mungkin beralih trend cadaran, semua ikut cadaran.monggo saja syarii atau cadaran tapi jangan rusak image yang syarii dan cadaran dengan kelakuanmu yang ber tik tok atau foto close up mu dengan tatapan semriwing dan dishare di medsos, Kasihan saudarimu yang berpayah istiqomah, sekedar foto silakan, jangan berlebihan.Allah tidak suka yang berlebihan.

Berjilbab bukan sekedar budaya ala kadarnya. Walaupun memakainya tidak menjadi tolak ukur keimanan seseorang.Tapi setidaknya dengan memakainya dengan benar menjadikan motivasi diri untuk memperbaiki diri, memperbaiki laku dan memperbaiki ibadah, syukur jika bisa menjadi teladan orang sekitarmu. Tulisan ini pun hanya sebagai pengingat diri sendiri sekaligus kritisan....hehe...peacee....saling mengingatkan itu baik ya ukhty....

Yuliani

Mampir yuk ......cuss....
https://bundanyamaulana.blogspot.com/search?q=jilbab

#Makmoodmenulis
#sabtupromosi
#karyamakmood
#makmoodproduktif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Lingkaran

Sebuah Lingkaran Sebuah lingkaran. Kadang jika kita masuk kedalamnya kita yang mewarnainya. Tapi sering, saat kita masuk kedalamnya kita diwarnai olehnya. Sebuah lingkaran itu adalah lingkaran maksiat dan lingkaran kebaikan. Ada lingkaran yang dipenuhi oleh orang-orang yang berbuat maksiat. Ada pula lingkaran yang dipenuhi oleh mereka yang berbuat kebajikan dan saling menasihati sesama. Sesungguhnya ini hanyalah sebuah pilihan. Pilihan untuk menebar kebaikan ataukah sebaliknya. Saat ini masing-masing berjalan menuju kematian dan masing-masing pula yang bertanggung jawab atas dirinya. Life is Choice! @BusrahHisam

Paham1.......

Bismillahirrohmanirrohim..... Pahamilah.....kenapa  ada aksi 4 November..... Jangan kamu bilang, mereka demonstran bayaran jika kamu tidak pernah merasa membayar mereka, jangan kamu bilang, mereka demonstran nasi bungkus kalau kamu tidak pernah merasa memberi mereka nasi bungkus, jangan kamu bilang mereka demontran haram,karena yang mereka lakukan hanya membela kitab  suci yg diimani, hilangkan suudzon mu bahwa mereka ikutan aksi karena sekedar ikut gaduh dan pelisir melihat ibu kota, jangan pula kamu bilang aksi mereka sia-sia karena akan lebih sia-sia hidup umat  yang tidak pernah membela agamanya. tidak perlu kamu sinis dengan aksi mereka, mereka sedang menuntut keadilan bagi orang yang telah melakukan penistaan  terhadap keyakinan mereka.  Pahamilah.... Ini cuma aksi damai... bukan aksi yang brutal...aksi yang ada karena tidak adanya reaksi dari yang berwenang terhadap kasus yg dipermasalahkan. Ini aksi yang timbul karena luka yg ditorehkan oleh ucapan sembarang yg hinakan firman A